CIPHER ABJAD – MAJEMUK
cipher abjad – majemuk ( polyalpabetic
subsitution cipher ) Merupakan cipher
subtitusi – ganda ( multiple-substitution
cipher ) yang melibatkan penggunaan kunci berbeda.
Cipher abjad –
majemuk dibuat dari sejumlah cipher
abjad-tunggal, masing – masing dengan kunci yang berbeda.
Kebanyakan cipher abjad
– majemuk adalah cipher subsitusi
periodik yang didasarkan pada periode m.
Misalkan plainteks P adalah
P = p1p2
. . . pmpm+1 . . .p2m
Maka cipherteks hasil enkripsi
adalah
Ek(p) = f1(p1)
f2(p2) . . . fm(pm) fm+1(pm+1)
. . . f2m(p2m) . . .
Yang dalam hal ini pi
adalah huruf – huruf di dalam plainteks.
Untuk m = 1, cipher-nya
ekivalen dengan cipher abjad –
tunggal.
Contoh cipher substitusi periodik adalah cipher Vigenere.
Contoh Tabel Substitusi Vigenere Cipher
Kode vigènere termasuk kode abjad-majemuk
(polyalphabetic substitution cipher). Dipublikasikan oleh diplomat (sekaligus
seorang kriptologis) Perancis, Blaise de Vigènere pada abad 16, tahun 1586.
Variasi-variasi
vigènere cipher pada dasarnya perbedaannya terletak pada cara membentuk tabel
atau cara menghasilkan kuncinya, sedangkan enkripsi dan dekripsi tidak berbeda
dengan vigènere cipher standar. Beberapa variasi tersebut sebagai berikut:
1. Full Vigènere Cipher
Pada
varian ini, setiap baris di dalam tabel tidak menyatakan pergeseran huruf,
tetapi merupakan permutasi huruf-huruf alfabet. Misalnya, pada baris a susunan
huruf-huruf alfabet adalah acak seperti di bawah ini:
Gambar
5 Contoh Potongan Tabula Recta Full Vigenere Cipher
2. Auto-Key Vigènere cipher
Idealnya
kunci tidak digunakan secara berulang. Pada auto-key vigènere cipher, jika
panjang kunci lebih kecil dari panjang plaintext, maka kunci disambung dengan
plaintext tersebut. Misalnya, untuk mengenkripsi pesan NEGARA PENGHASIL MINYAK
dengan kunci INDO, maka kunci tersebut disambung dengan plaintext semula
sehingga panjang kunci menjadi sama dengan panjang plaintext:
Plaintext:
NEGARA PENGHASIL MINYAK
Kunci:
INDONE GARAPENGH ASILMI
3. Running-Key Vigènere cipher
Pada
varian ini, kunci bukan string pendek yang diulang secara periodik seperti pada
vigènere cipher standar, tetapi kunci adalah string yang sangat panjang yang
diambil dari teks bermakna (misalnya naskah proklamasi, naskah Pembukaan UUD
1945, terjemahan ayat di dalam kitab suci, dan lain-lain). Misalnya untuk
mengenkripsi plaintext NEGARA PENGHASIL MINYAK dapat menggunakan kunci berupa
sila ke-2 Pancasila: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB. Selanjutnya enkripsi
dan dekripsi dilakukan seperti biasa. (Munir, 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar